Saat aku melihat sebuah bingkai indah bertuliskan "happy graduation, dear" hatiku terasa sesak. Bagai himpitan penyiksaan di dalam dada. Ya Allah, betapa menderita aku saat itu.
Saat aku melihat sebuah lampu kaca bertuliskan "be sweet our june, happy birthday dear" betapa rasanya aku bahagia sekali. Aku masih ingat tahun pertama ulang tahun kita berdua. Aku tak sanggup tuliskan apapun, hanya doa yang selalu kupanjatkan semoga kita selalu bisa merayakan ulang-ulang tahun berpuluh kali lamanya kelak, kala itu.
Kemudian, Allah ijabah itu semua. Meski banyak hal perih harus kulewati dan tak jarang aku menangisi keadaan kita. Aku sadar saat itu, aku tengah hampa. Lalu, Allah kirimkan kamu berada disisiku, meski awalnya dalam keadaan yang salah.
Waktu itu, aku sama sekali tidak mengenal siapa Allah. Hanya pedih yang kurasa, saat aku tau bahwa aku bukanlah seperti manusia pada umumnya. Lalu, tiba-tiba saja Allah beri kamu untuk lengkapi dan yakinkan aku, bahwa aku layak dicintai.
Sepanjang liku perjalananku, tak pernah sedikitpun aku membayangkan ada seorang pria yang mampu hadapi gelombang emosi brutalku. Aku sudah pesimis. Sejujurnya akupun tak yakin bahwa kau akan sanggup hadapiku. Lagi-lagi Allah yakinkan hatimu, saat kujelaskan sebegitu ngeri keadaanku, kau tak sedikitpun goyah.
Kini, impian kita benar-benar nyata, Sayang. Sudah 4 tahun kita jalani janji suci diatas mimbar pernikahan. Sesuai harapan kita bahwa kita akan selalu bersama meski badai datang melanda, dan Allah benar-benar jawab itu.
Tidak hanya sekali atau dua kali aku bergejolak seperti layaknya serigala haus darah. Tak hanya sesekali aku bersumpah serapah, dan tak hanya sekali aku selalu memarahimu. Namun, lagi-lagi Allah kuatkan pundakmu untukku, sabarmu untukku, dan tegarmu untukku.
Sekarang, saat usiaku sudah mulai matang. Sudah saatnya aku sadar, bahwa kaulah keajaiban yang diberikan oleh Allah hanya untukku. Allah swt.pasangkan aku sebagai rusukmu, agar aku sanggup kau lindungi disetiap harimu. Allah swt.tuliskan takdir kita di 50.000 tahun sebelum bumi tercipta supaya aku bisa selalu melengkapimu, meski sangat bengkok sekali sifatku.
Aku tak bisa bayangkan, jika seandainya Allah tak mau mengijabah doaku, mungkin saat ini pun aku masih menjadi orang gila yang berpura-pura bahagia. Menunggu kehadiran sosok rupawan hati yang bisa dengan tulus memberi, tanpa harap kembali.
Surat ini ingin rasanya kutujukan padamu, namun aku tak kuasa jika harus tersipu malu. Makanya, aku takkan sampaikan surat cintaku ini padamu. Entahlah, mungkin biar waktu yang akan sampaikan secara langsung untukmu.
Saat aku berfikir bahwa kau sangat jahat padaku, justru ternyata aku tengah terjebak oleh masa lalu yang terus membayangiku. Maklumilah aku, Sayang. Sedahsyat samudera dilautan, sebegitu pedihnya luka batinku hingga aku merasa bahwa semua orang tengah jahat padaku. Bahkan, logikaku saja tak sanggup tepis semua itu.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar