Suatu hari di masa laluku, aku pernah merasakan kehilangan yang amat mendalam akan cinta dan kasih. Seperti yang tengah aku rasakan saat ini bahwa memililihmu tanpa alasan adalah sejatinya cinta bagiku. Aku terus merasa bahwa kaulah selama ini jawaban atas doa-doa yang aku panjatkan kepadaNya. Meski luka batin sebelummu telah menyiksa relung sukmaku. Aku kesakitan sendiri di dalam keadaan yang tak jelas ini. Banyak lika-liku kehidupan saat belum bersamamu yang tak pernah aku jelaskan mengapa dan bagaimana hingga aku jadi berada pada titik antisosial seperti ini. Bukankah aku sejak dulu memang suka menyendiri sebelum ada engkau, sebelum kita bersama. Disinilah tapi aku merasa terkucilkan, serasa dunia berputar sangat lambat dari sebelumnya. Aku benci sangat benci tersakiti. Kalian semua brengsek dan aku benci. Ya, kalian teman yang goblok dan sangat bego sekali, yang terus menerus mengejek cara berpikirku yang jauh berbeda daripada umumnya. Kalian itu kampungan, wahai teman sdku. Kalian itu kudet dan pikirannya ortodoks sulit diajak maju. Sorry banget ya bukannya aku mengejek kalian, tapi itulah kenyataannya. Kalian itu bego dan sangat primitif. Aku benci dengan kalian semua. Apa maksudnya? Ya begitulah saat aku mengutarakan isi otak, dengan mudah kalian bicara seolah seperti tak punya otak. Akankah kalian sadar bahwa sebetulnya yang kurang maju pikirannya adalah tingkat intelektual kalian yang debil atau bahkan idiot. Justru sebaliknya, aku selalu pakai akal sehat dan lugas, aku tak suka basa basi yang bahkan bak nasi basi yang ingin kumuntahkan pada wajah kalian para iblis. Sungguh aku terlalu dan terlampau benci dikucilkan, sendirian, tak ada teman, karena memang tak ada yang paham dengan maksud pikiranku. Aku dikira gila dan sok gaul, padahal memang sebenarnya kenyataannya gaul sekali. Jaih diatas kalian yang hanya anak orang tani. Keluargaku lebih mapan dan lebih kaya, namun aku tak sombong. Kali ini aku sengaja bicara kasar karena brengseknya kalian sudah terlampaui batas. Aku sebenarnya sudah muak hidup di pedesaan karena karakter yang sangat bego dirasa. Justru aku seperti alien. Aku benci seperti ini sungguh aku benci. Akankah kalian akan terus caci maki cara berbicara dan berpakaianku serta gayaku yang memang berbeda? Maaf aku terlalu jauh untuk kalian kejar. Kalian adalah manusia-manusia terbelakang yang sangat goblok dan tolol dan juga kampungan. Aku tidak selevel denganmu wahai jalang. Omonganmu yang tak senonoh sudah melukai batinku, kau hanya bisa olok-olok padahal kau goblok. Ingin kusobek saja mulutmu wahai manusia berinisial I.
sungguh sebetulnya akupun ingin memaafkanmu, akan tetapi sikapmu yg sangat keterlaluan membuatku muntah. Aku tau akibat cintamu yang tak sampai padaku sehingga kau sok kenal dan sok akrab. Aku padahal sangat merasa enek. Mungkin ini memang bagian Tuhan, sehingga aku tak sanggup lagi kendalikan, karena memang akupun tak bisa rubah cuaca sekalipun. Biar, biar saja. Hanya aku yang akan terus berusaha mati rasa dan terus berusaha membasuh luka terutama dengan keburukan yang terus kau lempar padaku, semoga mulutmu segera dibungkam olehNya, agar kau bicara yang baik-baik saja. Maaf sekarang aku hapus kamu dari friendlistku. Bye
#terapimenulis
#pejuangliterasi
#tantanganhessakartika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar