Jumat, 27 Maret 2020

Berhenti dan Berdiri


Kunci untuk sebuah kesuksesan adalah berawal dari mimpi. Namun tak hanya itu, akupun perlu sekali untuk terus bangkit dari keterpurukan dan ketidakberdayaan. Aku sudah lelah terus menjadi korban dalam hidupku. Aku ingin ambil kendali atas semua yang ada disini. Duniaku miliku, tak ada seorangpun yang aku perbolehkan mengacaukan warna duniaku ini. Aku bertanggungjawab atas semua yang aku pilih di dalam kendaliku. Karena sejatinya berikhtiar itu sangat perlu.

Semalam aku gemetar dan tak bisa terlelap, ada banyak kelebat bayangan hinggap. Mataku tak sanggup lagi tuk bendung semua yang datang, seolah mereka semua berisi kesedihanku yang amat mendalam. Sudah beberapa hari saat aku memulai terapi kesembuhanku dengan pasti, mereka sosok lama wujudku datang menghampiri. Bentuknya berupa warna, anak kecil, remaja, bahkan bentuk dewasaku. Keadaan mereka pun berbeda-beda, ada yang tengah terluka, sakit, berdarah, trauma dan penuh duka. Aku yang bijak saat itu hanya bisa mengelus dada, memeluk mereka satu persatu tanpa bisa bertutur kata. Aku mengasihi diriku yang lama. Mereka sungguh tak terawat dan amat tersiksa. Mereka tangguh, akan tetapi mereka rapuh. Aku yang dulunya selalu menutupi akan perasaan dalam relung jiwaku hari ini justru kembali terbuka dengan hampa. Aku membuka semua rasa yang telah lama, aku ingin mengorek luka dan mengobatinya. Aku ingin sembuh, kalau bisa secepatnya Tuhan beriku kesembuhan. Aku tak mungkin terus begini, meratapi dan tersiksa. Aku sudah cukup lelah tak tahu arah. Akibat banyak ulah dalam gejolak jiwa yang merana, bernanah, bahkan membusuk kaku. Sakit ini memang terlalu dalam kurasa, saat aku berusaha membukanya justru bau busuk yang aku terima dalam dadaku, menangis mengiba menderu bahkan tak habis-habis pikirku. Akankah terus seperti ini, aku sungguh tak tahu. Berjalan diatas batu kerikil yang sangat tajam bertahun-tahun hal ini sungguh menyiksa, penuh duri dan luka. Tapi kurasa semua orang pun begitu, mereka punya sakit dalam versi dan kadar masing-masing.
Begitupun aku, dan aku yakin ini sudah terukur untuk jiwa dan jasmaniku. Atas izin Tuhankulah aku mampu sembuhkan mereka, sendiri tanpa nanti dan tanpa permisi akan kubebat luka mendalam ditanganku sendiri. Ya, hanya aku sendiri.

#terapimenulis
#pejuangliterasi
#tantanganhessakartika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar