Kita tidak akan lama disini, di bumi yang hijau nan subur kaya akan ciptaanNya. Karena "Semua yang bernyawa tentu akan mati" (Q.S Ali Imran : 185).
Selama ini, bukan hal yang jarang dilakukan oleh kebanyakan orang terkait dengan persiapan rencana kehidupannya. Memang hal itu bagus untuk dipersiapkan, agar kelak ketika ada tantangan zaman, kita sebagai manusia bisa untuk berusaha menghadapi dan menaklukannya.
Namun, hal ini terkadang justru membelokkan tujuan kita, yang pada awalnya seseorang ingin untuk mencukupi kebutuhan ummat misalnya, ketika ia telah dimampukan atas hajatnya/keinginannya oleh sang Maha Khalik, maka belum tentu itu adalah sebuah ganjaran besar, bisa juga hal itu adalah ujian dariNya. Seperti contoh seorang ibu, yang seringkali terus-menerus berdoa pada Sang Pencipta agar kelak hidupnya bisa berkecukupan, punya anak-anak sholih, bisa punya banyak aset dan kekayaan di mana-mana, sukses dalam karir dan bisnisnya, akan tetapi ketika seorang Ibu tersebut telah berhasil mendapatkan semua yang ia hendaki, justru disinilah letak keimanannya diuji. Barang tentu ketika Ibu tersebut lena akan kesenangan fana yang hanya sementara saja, dan bisa jadi justru gara-gara hartanya yang berlimpah, maka ia terjebak dalam zona berbahaya ketika ia tak terus menerus kuatkan iman. Bisa jadi ada temannya yang sengaja mengajak untuk bergabung dalam sebuah kelompok arisan sosialita yang mana tentu di dalamnya berisi sekelompok orang dengan kantong tebal. Disinilah letak keimanannya diuji.
Lalu, maksudnya apa ujian dari ibu itu ? Seperti halnya kacang yang lupa akan kulitnya, ketika ia miskin ia masih saja terus memberi pada fakir miskin, hingga Allah uji dia dengan kekayaan, karena Allag ingin tahu seberapa tulus makhlukNya meminta padanya. Barangkali ketika ibu tersebut terlalu sering berkumpul dengan teman-teman sosialitanya, ia justru terjerumus dalam kekeliruan. Harta yang semestinya nantinya ia gunakan untuk fakir miskin, justru malah ia gunakan untuk kepentingan dunawi semata, dan bahkan sangat menipu di dalamnya.
Allah azza wa jalla tidak akan membebani suatu kaum melainkan sesuai kadarnya. Maka dari itulah harta yang Dia titipkan pada kita belum tentu itu milik kita, barangkali ia justru beban yang kita miliki, beban untuk memberikan dan mendistribusikannya pada orang yang tepat.
Allah juga tidak akan mengubah suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha mengubahnya. Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk senantiasa membenahi diri dengan mempercantik hari akhir kita. Karena rancangan hidup boleh jadi semulus jalan yang tak berlubang, akan tetapi rancangan akhir bisa jadi malah mengkhawatirkan. Naudzubillahimindzalik, semoga kita dijauhkan dari hal-hal semacam itu oleh Allah swt. Karena sesungguhnya manusia adalah dzat yang lemah, maka disarankan untuk terus meminta pada dzat yang Maha Perkasa yang memiliki kasih sayang tak terbatas seluruh jagad raya.
Wallahu a'lam bisshowab.
Surakarta, 22 Februari 2020
Ttd.
Aulia Prattiwi
KOMUNITAS BLOGGER BENGKEL DIRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar