Menjadi seorang mama sangatlah berat menurutku. Pantas saja dulu ibuku sering marah-marah denganku. Entah perihal apa terkadang aku terkena omelannya. Ah, rasanya begini ternyata.
Menjadi ibu yang unik sepertiku tentunya sangat tidak mudah. Aku menderita bipolar dan susah mengendalikan emosionalku saat dua fase ekstrim itu datang. Seringkali suami pun terkena imbasnya saat ragaku ini mulai mengamuk.
Banyak orang berkata bahwa seorang bipolar adalah orang gila. Ya, memang itu yang terjadi. Aku berbeda dengan orang kebanyakan. Jikalau orang biasa bisa tercapai setiap keinginannya, maka aku tidak. Karena aku terlalu banyak ide dan sangat impulsif. Banyak ide ku bermunculan saat fase mania datang, namun tak satupun tercapai. Begitu, kata psikiaterku.
Ya, jelas saja jika orang normal bisa mengukur kemampuannya secara realistis, berbeda dengan aku yang impulsif seolah semua ingin ku raih, padahal kapasitas tubuhku saja sangat lemah. Terkadang hal itu kendalanya sehingga fisik dan jiwaku juga ikut lemah.
Beberapa tahun belakangan ini, aku terus survive tanpa obat, dan hasilnya mengerikan. Aku kambuh beberapa kali dan suamiku sempat trauma. Namun, sekarang aku pasrah jika harus berobat lagi. Aku sudah menerima diriku yang berbeda, meskipun itu menyakitkan bagiku sendiri.
Merasa minder ? Jelas. Karena aku tidak seperti yang lain, dimana mereka bisa hidup normal. Sedangkan aku butuh banyak waktu menyendiri, menyelami diriku, berusaha bertanya apa gerangan yang aku ingini. Mungkin lebih terkesan seperti introvert atau tertutup karena aku selalu ingin tau duniaku sendiri tanpa memikirkan orang lain. Dibilang egois ya memang. Karena begitulah aku. Aku ingin lebih mengenali diriku, supaya aku bisa kenali setiap emosiku yang muncul sebagai sebuah pertanda alamiah akan suatu keinginan.
Saat ini yang aku bingungkan adalah bagaimana cara untukku menutup lunas hutang-hutangku sebanyak 500 ribu perbulan. Dimana aku tangguhkan semua itu demi mendapatkan produk berkualitas untuk anakku. Sungguh hanya itu saja. Aku tak berpikir untuk pamer gengsi, tapi aku hanya ingin agar anakku bisa memiliki mainan dan buku yang bagus isinya. Serta bermanfaat untukku juga dalam mengajarinya kehidupan.
Ya, aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar