Hari ini rasanya gaduh sekali dalam pikiranku, pascakejadian 3 hari yang lalu hilangnya airlangga yang dibawa oleh tetanggaku. Aku masih ingat betapa rasanya pedih sekali mendengar omelan ibu mertuaku. Aku begitu sangat takut. Aku ingin berlindung, tapi pada siapa? Aku memang mengakui itu salahku, akan tetapi jika tak usah berlebihan memarahiku kan mungkin tak apa. Seolah aku seorang yang sangat memuakkan hingga dia begitu marah padaku. Aku takut, segala sumpah serapah ia keluarkan. Kata-kata kotornya, semuanya. Aku sangat sedih dan takut mendengar itu semua. Aku tak tahu harus bagaimana, aku tak bisa bercerita pada siapapun karena mereka tidak akan mampu merespon seperti yang aku inginkan. Aku lebih suka menulis karena aku bisa mengurai permasalahanku dan juga bisa merespons seperti inginku. Hingga aku akhirnya sedikit lega.
Aku tahu ini akhir tahun yang berarti ini adalah fase beratku sebagai ODB. Tapi apakah mereka tahu betapa beratnya jadi ODB ? Mereka nggak tahu apa-apa dan aku juga tak mau mereka tahu tentangku karena pastinya tak semua bisa menerima keadaanku. Terkadang aku merasa sedih saat bercerita pada suamiku. Dia hanya merespon biasa saja dan terdiam. Padahal inginku aku bisa diberikan motivasi setidaknya kalimat bahwa semua akan baik-baik saja. Sehingga aku lega, namun ini sebaliknya. Mungkin suatu hari nanti aku akan mengomunikasikan ini pada suamiku tentang cara merespon keluh kesahku. Aku sedih sekali.
Wahai diri, tenanglah...
Semua akan baik-baik saja, percayalah. Ini takdirmu, kau pasti bisa menghadapinya. Tenanglah...percaya padaku, percaya Tuhanmu. Dia sudah rida dengan segala pedihmu, makanya ini terjadi padamu. Tugasmu saat ini adalah berupaya agar semuanya membaik, terutama perasaanmu dan moodmu. Meski aku tahu ini berat, namun aku yakin kau akan sanggup melewatinya wahai diriku yang paling kucintai. Aku percaya kamu, aku akan selalu ada untukmu wahai diriku. Bila kau perlu menangis, maka menangislah. Itu tidak apa-apa supaya kau lega supaya kau segera lupa. Meski melupakan itu tak mudah atas apa yang mertuamu perbuat padamu. Izinkanlah perasaan sakit ini hadir pada dirimu, akuilah bila memang dia ada dan terimalah, insyaallah dia segera lepas, dan kau akan membaik seperti sediakala. Percayalah duhai diri, kau bisa dan Kau mampu, kau berdaya meski ini tak mudah buatmu aku tahu kau akan sanggup. Bersabarlah atas rasa sakit dan penderitaan ini, semoga Allah rida supaya segala jerih payahmu terbayar pahala disisiNya. Maafkanlah segala salah mertuamu yang tak mengerti cara memperlakukanmu, maafkan dia. Dia juga manusia biasa yang tak luput dari dosa dan salah, ampunilah dia. Maafkanlah....meski berat meski sulit, mintalah pada Allah agar membantumu supaya kau diberikan kekuatan untuk memaafkan.
Rembang, 1 November 2021
Diary Depresiku